Bisnis mi ayam tak ada matinya. Maklum, kuliner ini punya banyak penggemar dan bukan jajanan musiman.
Salah seorang yang menjajal peruntungan di bisnis ini adalah Dani
Irmansyah. Ia mendirikan usaha Mi Ayam Cincang di Lenteng Agung, Jakarta
Selatan, sejak 2007 silam.
Dani mengklaim, ia menggunakan ayam pilihan dengan racikan bumbu khas
dan tanpa pengawet. Dalam meramu menu mi ayam, Dani menyiapkan pula
bakso, pangsit ayam rebus, dan kerupuk pangsit. Satu porsi mi Ayam
Cincang dibanderol Rp 15.000.
Kini, sudah ada tiga gerai Mi Ayam Cincang yang berlokasi di Lenteng
Agung dan Depok. Dua gerai milik mitra, dan satu gerai pusat. Memang,
sejak awal tahun ini, Dani membuka tawaran kemitraan.
Jika berminat bergabung, calon mitra harus menyiapkan modal sebesar
Rp 6 juta untuk membeli paket kemitraan. Paket itu termasuk penggunaan
merek, booth aluminium, kompor gas, perlengkapan berjualan, bahan baku
mi mentah siap olah, hingga pelatihan karyawan.
Estimasi Dani, setiap gerai mitra bisa menjual minimal 30 porsi mi ayam per hari, atau setara omzet Rp 450.000. Artinya, dalam sebulan, mitra bisa meraup omzet mencapai Rp 5 juta. Jika target keuntungan bersih sebesar 40 persen tercapai, mitra bisa balik modal dalam waktu tiga bulan.
Pihak pusat mewajibkan mitra membeli bahan baku dari pusat seperti
mi, sayuran, ayam yang sudah dicincang, bakso serta pangsit rebus.
No comments:
Post a Comment