Gerah dengan pemberitaan di media
mengenai saluran airnya yang dipersoalkan warga, pihak penampunganPT.
TKI Bin Hasan Maju Sejahtera angkat bicara. Kepala Asrama PT. TKI Bin
Hasan, Syarifah mengatakan saluran air tersebut baru mengalami masalah
beberapa waktu belakangan ini.
Sebelumnya, saluran tersebut tidak pernah bermasalah. Pernyataan itu
bertentangan dengan keterangan warga yang mengaku saluran air milik Bin
Hasan bermasalah sudah sejak lima tahun silam sehingga menggenangi
pelataran rumah warga.
“Itu tidak benar. Baru kemarin saja kok bermasalah, dan itu biasa lah
karena ada benda yang menyumbat aliran air. Setelah kami sogok lancar
kembali, anda bisa lihat sendiri sekarang,” kata dia Selasa (24/9/13).
Syarifah juga tidak sepakat dengan penyebutan kata “limbah” lantaran
air yang dibuang asrama yang berada di Jalan Gas Alam Nomor 62 RT 03/04
Kelurahan Sukatani, Tapos itu hanya berasal dari kamar mandi saja. Itu
pun sudah melalui proses penyaringan. Justru dia menuding jika ada
limbah itu berasal dari warga yang memang juga membuang air ke saluran
air tersebut.
“Bukan cuma kami yang buang sampah ke saluran air itu, kalau
pembuangan kami tidak mungkin kotor karena melalui penyaringan juga.
Mungkin kalau limbah berasal dari warga. Sebab ada juga warga yang punya
pipa ke saluran air itu, termasuk pak Urip (Urip Santoso, Pelapor),”
jelasnya kepada.
Ke depan Syarifah berjanji akan lebih mengawasi aliran air di saluran
tersebut. Dia juga mengaku akan segera membenahi saluran air
itdisinyaliru agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat. Untuk
mekanisme pembenahan Syarifah tidak mau ambil pusing dengan mengganti
pipa yang ada dengan pipa yang lebih besar seperti yang disarankan
warga. Sebab dia menilai pipa yang ada sudah cukup memadai.
“Masalah mekanisme pembenahannya seperti apa itu terserah kami. Yang
penting kan beres masalahnya. Pipa yang ada saja sudah sesuai kok,”
tegasnya.
Sementara itu Urip Santoso yang pelatarannya tergenang air saluran
itu menyanggah tudingan pihak PT.Bin Hasan yang mengatakan bahwa warga
ikut membuang aliran air ke saluran tersebut. Menurutnya itu merupakan
pernyataan yang mengada-ada.
“Warga masing-masing punya penampungan sendiri kok, nggak mungkin kalau ikut buang ke situ,” ungkapnya.
Dia bahkan menantang pihak PT. Bin Hasan untuk membuktikan
omongannya. Bila perlu dia mengajak pihak PT. Bin Hasan untuk
membuktikannya dengan mengecek saluran tersebut.
“Silakan saja dicek apa ada pipa dari warga yang dibuang ke situ,” tantangnya.
Sebelumnya pedagang bubur yang ada di sekitar Bin Hasan, Sri
menuturkan saluran air itu sudah lama bermasalah sehingga menimbulkan
genangan air. Bahkan dia mengaku pelanggannya kerap mengeluh bau. Tapi
lama kelamaan pelanggannya pun sudah paham sehingga tak banyak protes.
“Dulu sih pada ngeluh bau, sekarang udah nggak. Tapi tetap saja
mereka kebanyakan maunya dibungkus, tidak makan di sini. Mungkin karena
baunya mengganggu,” katanya.
No comments:
Post a Comment