Wednesday, September 25, 2013

"Gusur PKL Diatas Saluran Air, Lurah Mekarsari Menuai Protes Warga"

Pembongkaran Lapak Pedagang Kaki  Lima (PKL) di seputar Jalan Raya Bogor Kelurahan Mekarsari, Cimanggis ternyata menuai kontroversi di masyarakat. Menurut pengakuan Lurah Mekarsari Tesy Haryati pembongkaran lapak PKL yang dilanjutkan pembobokan saluran air di atasnya itu sejatinya akan dibuatkan taman.

Hal itu membingungkan warga, lantaran warga memprediksi akan tidak ada lahan bagi pejalan kaki untuk melintas dikarenakan habis dibuat taman. Sebab menurut sepengetahuan warga, selain dibukanya tutup saluran air, bagian kiri dan kanan saluran air itu juga akan dibuat taman sehingga tidak ada lagi lahan bagi pejalan kaki.

Ketua Forum Komunikasi Pemuda Palsigunung Khairul Anwar mengatakan pihaknya sejatinya mendukung program penghijauan yang dicanangkan pihak Kelurahan. Namun niat baik itu jangan sampai membuat terabaikannyan hak-hak pejalan kaki.

“Kami sih mendukung adanya penghijauan. Itu bagus sekali. Tapi jangan sampai hak pejalan kaki terabaikan karena tidak ada lahan yang bisa digunakan untuk melintas,” katanya Selasa (24/9/13).

Selain itu, pria yang akrab disapa Bang Yul ini juga mengkritisi ihwal penertiban PKL  tersebut. Dia menyarankan agar penertiban pkl dilakukan secara merata di Kelurahan Mekarsari. Di mulai dari perbatasan antara Kota Depok dan DKI Jakarta hingga persimpangan Radar Auri.

“Pembongkaran pkl jangan hanya di satu titik saja. Harusnya dilakukan merata supaya tidak ada kecemburuan antar pedagang. Di samping itu jangan lupa juga pengawasannya,” ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga mengaku iba dengan nasib pedagang di tempat itu. sebab meskipun melanggar peraturan tetap saja mereka butuh berdagang demi menyambung hidup. Dia menilai seharusnya ada solusi yang lebih baik untuk mengatasi masalah itu seperti yang diterapkan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

“Harusnya kan ada kebijakan yang lebih baik. Misalnya seperti yang dilakukan di Pasar Minggu, pagi hingga sore harus bersih dari pedagang tapi sore sampai malam diperbolehkan dagang. Itu kan juga bisa diadopsi,” terangnya.

Sementara itu Lurah Mekarsari Tesy Haryati tak berhasil dikonfirmasi mengenai masalah ini. Namun sebelumnya dia pernah mengatakan akan mengalokasikan lahan bagi pejalan kaki.

No comments:

Post a Comment