DALAM satu tahun belakangan, setidaknya ada empat
peritiwa kecelakaan yang menyita banyak perhatian publik. Bukan berarti
peristiwa sejenis tidak kalah penting. Namun, karena yang terlibat
adalah tokoh terkenal ataupun berasal dari keluarga pesohor, sehingga
kejadiannya jadi sorotan.
Empat peristiwa itu adalah kecelakaan maut sedan BMW tipe X5 Jeep
yang menabrak Daihatsu Luxio. Pelakunya, anak Menko Perekonomian Hatta
Rajasa, yaitu Rasyid Rajasa. Kedua, kecelakaan yang melibatkan
pesinetron Richard Kevin pada April 2013 di daerah Blok A, Jakarta
Selatan.
Selanjutnya, ada peristiwa yang melibatkan model cantik, Novi Amalia,
terjadi awal Oktober 2013. Terakhir, kasus tabrakan yang dialami putra
musisi Ahmad Dani, yaitu AQJ. Mobil Mitsubishi Lancer yang
dikendarainya menabrak mobil Toyota Avanza dan minibus Grand Max.
Dalam empat peristiwa itu, tak kurang 9 orang meninggal dunia dan 25
lainnya mengalami luka-luka. Sedangkan 7 mobil yang terlibat kecelakaan
rusak berat.
Uniknya, pada seluruh peristiwa itu, sang pengemudi yang menabrak
dalam kondisi selamat. Kolaborasi sabuk pengaman dan kantung udara
penahan benturan atau airbag jadi penolong. Walau tentu saja, sebagian dari peristiwa itu hanya sabuk pengaman yang berfungsi baik.
Sabuk pengaman dan airbag memang merupakan fitur standar
keselamatan berkendara. Mereka bekerja bersama saat mobil mengalami
benturan atau penurunan kecepatan secara signifikan.
Sabuk pengaman berfungsi menahan tubuh pengendara agar tidak
terpental keluar dari mobil. Sedangkan airbag bertugas meminimalisir
terjadinya benturan antara pengendara dengan bagian depan mobil saat
kecelakaan terjadi.
Di Indonesia, beberapa produsen mobil menaruh perhatian lebih pada
ketersedian fitur keselamatan ini. Sebab, ada kualitas dan kepercayaan
konsumen yang ingin dijaga. "Kita jaga betul kualitas produk. Fitur
keselamatan jadi perhatian kita," ujar Bayu Arya, Media Relation Officer
Chrysler-Fiat Indonesia, di sela-sela Indonesia International Motor
Show (IIMS) 2013.
Menurutnya, sabuk keselamatan dan airbag merupakan dua fitur yang
tidak terpisahkan. Sehingga, meski harga mobil harus dipatok lebih
mahal, tidak menjadi masalah sepanjang menghadirkan rasa aman bagi
konsumen. "Iya dong, kita jaga kualitas. Masalah keamanan dan kenyamanan
itu penting," ucap dia.
Namun, pandangan berbeda datang dari Kepala Riset dan Pengembangan PT
Astra Daihatsu Motor Satriyo Budi Utomo. Menurutnya, konsumen Indonesia
masih banyak yang mengesampingkan pentingnya fitur keselamatan dalam
mobil.
Harga, kata dia, masih jadi pertimbangan utama. Jika sebuah mobil
dijual dilengkapi airbag, maka konsumen bertanya adakah produk yang
tidak menggunakannya.
"Masyarakat belum teredukasi dengan baik tentang fungsi airbag. Mereka lebih memilih mobil tanpa airbag ketimbang membayar lebih mahal mobil yang memiliki fitur keselamatan lengkap," terang dia.
Hal itu itulah yang menjadi salah satu pertimbangan mengapa beberapa
produk keluaran Daihatsu tidak memiliki fitur airbag. Keselamatan
pengendara dan penumpang bertumpu pada kerja sabuk pengaman yang
menempel di jok mobil.
Salah satunya, mobil murah Ayla. Mobil ini tidak tersedia fitur keselamatan airbag. Selama konsumen menomorduakan fitur keselamatan, selama itu pula produksi mobil tanpa airbag akan dilakukan.
Salah satunya, mobil murah Ayla. Mobil ini tidak tersedia fitur keselamatan airbag. Selama konsumen menomorduakan fitur keselamatan, selama itu pula produksi mobil tanpa airbag akan dilakukan.
"Tetapi kita akan lakukan edukasi terus-menerus pada konsumen bahwa fitur keselamatan seperti airbag itu penting," tukas dia.
Sumber : Fitur Keselamatan Mobil Urusan Kedua
No comments:
Post a Comment