Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan, sebaiknya
memang anak praremaja dan remaja (usia 10-16 tahun) tidak dibiarkan
berada di belakang kendali kendaraan. Apa pun alasan anak yang ingin
mengemudi, Nina menyarankan orang tua berkata tidak.
Seperti pernah dipaparkan lewat akun Twitter @AnnaSurtiNina, psikolog
ini me ngatakan melarang anak pada usia ter sebut tidak mudah.
“Anak usia pra remaja dan remaja sudah memiliki pendapat sendiri.
Kita tidak bisa memaksakan kehendak karena itu jika kita ingin me minta
atau melarang mereka perlu proses panjang dan dilakukan tidak hanya
sekali,” ujarnya.
Lalu, bagaimana caranya melarang mereka untuk tidak membawa motor
atau mobil? Nina menyarankan larangan dilakukan dengan bahasa yang
lembut dan tegas.
Orang tua sepantasnya meng ajak anak berdiskusi mengenai risiko yang
terjadi jika anak boleh dan tidak boleh mengemudi. Sebagai pendukung,
orang tua boleh memberikan artikel tentang kecelakaan akibat anak yang
mengemudi. Sehingga, diskusi dilakukan ber dasarkan fakta.
“Berikan alasan yang jelas mengapa orang tua melarangnya. Anak usia
ini memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibanding waktu kecil. Jadi,
kita tidak hanya bilang tidak boleh. Tapi, harus jelaskan apa
alasannya,” saran Nina.
Berikut adalah empat cara melarang anak bawah umur mengemudi kendaraan sendiri:
1. Jika anak mengatakan ia malu belum mengemudi, padahal semua
temannya sudah, Nina menyarankan orang tua mengingatkan anak hal-hal
positif dari anak. Dukung untuk mengembangkan itu tanpa harus memberi
kebolehan mengemudi.
2. Ketika anak bilang semua temannya sudah mengemudi, katakan pasti
tidak semua. Kenalkan pada anak-anak seumurnya yang kurang mampu.
3. Simpan baik-baik kunci kendaraan. Sebaiknya, taruh di lemari yang terkunci dan terawasi.
4. Bila anak bilang ia butuh kendaraan karena ada yang harus dibeli, luang kan waktu untuk mencari barang bersama anak.
No comments:
Post a Comment