Thursday, September 26, 2013

"Cerita Balap Liar Di Jalan Asia Afrika Dan Taruhan Puluhan Juta"

Jika malam hari, sebagian besar warga Ibu Kota Jakarta sudah terlelap tidur dalam balutan selimut. Namun, tidak demikian halnya dengan Dimas Aditya Yoga (30 tahun).
Pria muda yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini, bersama dengan gengnya yang berjumlah sepuluh hingga 15 orang memilih untuk menghabiskan malam dengan nongkrong di Jalan Asia Afrika, tepatnya di sisi bagian selatan pintu masuk Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.

Tak hanya nongkrong dan bercanda gurau, Dimas meluapkan kegembiraannya dengan balap liar. Disebut ajang balap liar, karena tidak ada aturan resmi dan menggunakan jalan umum untuk adu kecepatan kendaraan roda empat. Dimas dan teman-temannya bertaruh di sela-sela balap mobil yang dilakukannya.

Untuk menambah pundi dalam dompetnya, mereka tak tanggung-tanggung merogoh kocek jutaan rupiah sebagai taruhannya. Menurut Dimas, kesenangan amat mahal harganya. Jika hanya balapan dan tak ada isinya, dianggapnya kurang bergairah.

"Taruhannya ya macem-macem, selain senang-senang memang ada taruhannya. Kalau kita taruhan paling hanya makan-makan doang paling," ujar Dimas, Jakarta, Rabu (25/9).

Ketika didesak apakah hanya sekadar makan, Dimas menggelengkan kepala. Dirinya tak jarang pula menjadikan balap liar sebagai ajang taruhan uang.

"Ya gak juga sih, kita paling taruhan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta," ungkapnya.

Dimas yang memiliki mobil jenis sedan Honda Civic ini menambahkan, grup-grup atau komunitas balap mobil liar di Senayan tersebut tidak sedikit jumlahnya. Tergantung jenis mobil yang ditunggangi. Baik itu mobil mewah atau mobil yang sudah dimodifikasi dengan beragam model dan gaya.

"Sebagian besar komunitas sedan, hampir 75 persen sedan," katanya.

Lebih jauh, Dimas membeberkan, ada juga teman-teman dia yang beradu kecepatan dengan taruhan yang tidak sedikit jumlah nominalnya. Selain antar teman satu grup, terkadang balapan juga dilakukan antar grup.

"Taruhannya bisa sampai Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Ada juga grup teman kita yang pakai taruhan mobil juga, jika kalah mobilnya harus diserahkan kepada yang menang. Ya karena gengsi juga sih, olok-olokan terus balapan taruhan mobil. Kita cari senang kok," jelas Dimas.

Dalam satu bulan, Dimas bersama teman-temannya bisa nongkrong dan balapan sebanyak 12 kali. Jadwalnya termasuk rutin, mulai dari hari Rabu, Jumat dan Sabtu malam Minggu.

Jika hari-hari biasa seperti halnya Rabu dan Jumat, kata Dimas, mobil-mobil mewah dan modifikasi, baik itu modif bodi mobil atau dengan tambahan sound system telah berjajar rapi di pinggiran Jalan Asia Afrika, Senayan. Jam 00.00 WIB sudah berkumpul dan mulai balapan jam 01.00 WIB dini hari hingga menjelang subuh.

"Dulu seminggu bisa 3 kali, kalau sekarang hanya kangen-kangenan aja. Mulai hari Rabu, Jumat dan Sabtu. Paling sering hari Rabu dan Jumat. Soalnya kalau Sabtu ramai banyak orang pada nongkrong," terang Dimas.

"Kalau hari Sabtu malam Minggu mulai balapan jam 02.00 WIB atau jam 03.00 WIB. Menunggu sepi dan nunggu orang yang pulang dari party. Kalau hari biasa, jam 00.00 WIB mulai kumpul, minum-minum dulu dan baru jam 01.00 WIB sudah mulai," tandasnya.


No comments:

Post a Comment