Sunday, October 6, 2013

Kurikulum 2013 di Depok Baru 30%

Kurikulum 2013 di Depok baru berjalan efektif 30 persen. Hal itu diakui Dinas Pendidikan Kota Depok karena terkendalanya sarana dan prasarana pendidikan di tiap sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Hery Pansila mengatakan, kurikulum 2013 tak hanya membuat anak didik bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung), tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan. Jika seorang siswa memiliki bakat kesenian atau bela diri, maka akan diajarkan dan dikombinasikan dengan materi akademis.

"Sehingga akan tercipta anak yang berbudi luhur, akhlak yang baik, menghormati orangtua dan guru. Itu ciri-ciri anak yang unggul, " jelas Hery kepada wartawan, Sabtu (5/10/2013).

Belu totalnya penerapan kurikulum 2013 di Depok, kata Hery, karena terkendala pada sarana dan prasarana sekolah yang belum menunjang. Pada jenjang SD, baru kelas satu hingga 4 yang menerapkan kurikulum 2013. Sedangkan di tingkat SMP baru kelas tujuh.

"Sementara itu, penerapan kurikulum 2013 untuk tingkat SMA baru pada kelas 10. Enggak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik. Padahal selain pengetahuan akademis, sekolah harus mengajarkan keterampilan. Ini butuh, misalnya laboratorium atau bengkel musik," paparnya.

Meski terkendala, Hery mengungkapkan, pihaknya juga menggelontorkan dana APBD untuk menunjang kurikulum 2013. Dana tersebut digunakan untuk membangun laboratorium bahasa. Targetnya, kata dia, agar sekolah bisa memetakan bakat siswa.

"Di Depok juga sudah ada TK negeri, dan ada alat peraga untuk bahan pengajarannya. Mudah-mudahan kami bisa meningkatkan sarana dan prasarana," imbuhnya.


No comments:

Post a Comment