Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menganggarkan Rp 100 miliar untuk
tumbuh kembang anak-anak di Kota Depok. Di antaranya untuk membangun
gedung sekolah, taman bermain yang dilengkapi taman bacaan, untuk siswa
tak mampu, dan mengoptimalkan kurikulum 2013.
“Kami serius untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Apalagi Kota
Depok mempunyai program Kota Layak Anak. Makanya anggaran yang
disediakan besar pada tahun 2014,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota
Depok, Hery Pansila, Minggu (22/9/13).
Menurut Hery, ada empat dimensi dihasilkan kurikulum 2013 yang
mendukung tumbuh kembang anak. Pertama adalah memberikan pengetahuan
kepada anak, pembekalan keterampilan anak mulai dari SD, meningkatkan
sosial budaya anak-anak dengan harapan salah satunya anak-anak peduli
terhadap sesama dan lingkungannya serta memahami seni dan sejarah
Indonesia.
“Selama ini kan anak-anak diukur dengan nilai-nilai. Nah, saat ini
paradigma lama itu ditinggalkan. Anak-anak lebih dilihat dari sosial dan
akademiknya sehingga melahirkan anak yang unggul dan kreatif,”
tandasnya.
Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il menyatakan bahwa masih banyak
orangtua yang beranggapan mempunyai anak itu beban hidup, karena
orangtua memperlakukan anaknya sebagai obyek yang harus dibiayai.
Seharusnya tidak demikian. Orangtua seharusnya memperlakukan anak itu
sebagai karunia Tuhan dan aset bangsa di masa mendatang.
“Anak itu memilik keahlian dan talenta yang telah dikarunia melalui
kemampuan akal, kesempurnaan kombinasi badan dan otaknya membumbungkan
potensi kecerdasan dan IQ yang luar biasa, emosi dan spiritual, yang
harus dipahami oleh para orang tua, bahwa mereka semata-mata tidak hanya
diajarkan menulis dan berhitung saja, tetapi juga diberi bimbingan
tentang kemampuan menyapa orang lain, berani berbicara didepan orang,
dan bisa mengendaliakan emosi, serta belajar berinteraksi dengan orang
lain,” imbuhnya.
No comments:
Post a Comment