Kekacauan lalu lintas tampaknya sudah menjadi pemandangan umum di
Depok. Utamanya ini terjadi di pertigaan atau perempatan yang tidak
dilengkapi lampu lalu lintas dan tanpa penjagaan petugas. Apalagi jalan
yang dialui arus lalu lintas yang mengarah ke Jakarta, seperti di Tanah
Baru, Beji.
Khususnya di perempatan Tugu, Tanah Baru, hampir tiap hari jelang jam
berangkat kerja (pukul 06.00-07.00) dan pulang kerja (pukul
17.00-18.00) terjadi kemacetan yang luar biasa.
Telat lima menit saja
lewat di perempatan ini bisa terjebak kemacetan yang panjang. Tidak
hanya macet, di perempatan ini sering terjadi kekacauan lalu lintas yang
mengakibatkan antrean panjang dari empat arah.
Kekacauan lalu lintas yang disebabkan terkuncinya pergerakan semua
kendaraan, termasuk pedagang asongan dan pejalan kaki pun tidak bisa
lewat. Jangankan maju, bergerak pun susah hingga ini sering membuat
emosi pengguna jalan memuncak.
Seperti yang terjadi pada Senin (16/9/13) yang melintas di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB, terjadi
antrean yang cukup panjang lalu-lintas dari arah Depok menuju Jakarta.
Antrean panjang ini membuat pengendara motor dari arah tersebut tidak
sabar dan menyerobot lajur kanan jalan sehingga antrean kendaraan dari
Beji terhalang untuk berbelok ke kiri. Ditambah kendaraan dari arah
Jakarta tidak mau menahan laju kendaraan sehingga membuat jalan dari
empat arah (Panmas, Cinere, Beji, dan Jakarta) terkunci dan sulit
bergerak.
Beberapa kali polisi lalu-lintas terlihat berjaga dan mengatur laju
arus kendaraan di lokasi ini, tetapi tidak setiap hari. Selain
dibutuhkan lampu pengatur lalu-lintas, perlu kesadaran masyarakat untuk
antre dan tidakmenyerobot jalur kendaraan lain. Jika tidak, situasi
seperti ini akan terus berulang entah sampai kapan.
No comments:
Post a Comment