Saturday, September 14, 2013

"Harga Kedelai Naik, Disperindag Himbau Warga Mengkonsumsi Pangan Alternatif"

Seiring dengan melonjaknya harga kedelai impor, maka harga tempe dan tahu pun ikut melonjak naik. Hal tersebut bahkan sampai menyebabkan para pedagang demo menuntut pemerintah untuk menurunkan harga kedelai, selain itu mereka juga melakukan aksi mogok berjualan selama tiga hari mulai hari Senin kemarin.

Menanggapi hal tersebut Martin Martinho, selaku Kasi Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kota Depok menghimbau agar masyarakat bisa menanggapi hal tersebut dengan cerdas. Beliau mengajak masyarakat agar dapat mencari lauk alternatif untuk mengganti tempe dan tahu.

“Melonjaknya harga tahu dan tempe, masyarakat harus pintar mencari lauk alternatif, mengganti tempe dan tahu dengan makanan yang lain seperti jagung,” ujar Martin.

Seperti diketahui harga kedelai naik karena dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan ketergantungan terhadap kedelai impor. Harga bahkan melonjak cukup drastis dari Rp 8.000 per kilogram (kg) saat ini mencapai Rp 12.000 per kg di Pasar Agung Depok.

“Depok ini bukan daerah penghasil kedelai, para pedagang membeli stok kedelai dari pasar induk dan distributor lain di Jakarta, Bandung dan Bogor,” jelas Martin.

Martin juga menambahkan bahwa bahan kedelai stoknya tidak habis hingga harganya melonjak, namun lonjakan harga memang karena bahan baku pembuat tempe dan tahu tersebut memang merupakan barang impor.

“Tempe itu kan makanan tambahan, jadi masyarakat harus cerdas mencari altenatif lainnya. Beda halnya jika harga cabai atau bawang yang naik, masyarakat jelas kesulitan mencari pengganti bawang atau cabai,” lanjut Martin.

Sementara itu sejumlah pedagang tahu dan tempe mengaku tingginya harga kedelai membuat harga tempe dan tahu terpaksa ikut dinaikkan. Menurut Adi salah seorang penjual, tempe yang biasanya dijual dengan harga Rp 2 ribu, kini harus dijual Rp 2.500 per potong. Itupun ukurannya diperkecil.
 
Sumber : http://www.depok.go.id/13/09/2013/10-ekonomi-kota-depok/harga-kedelai-naik-disperindag-himbau-warga-mengkonsumsi-pangan-alternatif

No comments:

Post a Comment