Terus menggalakan program One day no Rice (ODNR), Pemerintah Kota
(Pemkot) Depok menjalin kerjasama dengan Kabupaten Gunung Kidul untuk
memasok tepung modified cassava flour (mocaf) atau tepung ketela
modifikasi.
Pemkot Depok dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembelian mie mocaf. Wali Kota
Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan mie mocaf yang diproduksi oleh
usaha kecil Putri 21, Desa Ngawu, Kecamatan Playen, yang nantinya akan
disosialisasikan kepada masyarakat di Depok untuk mendukung program “one
day no rice”.
“Ini sebagai alternatif makanan bagi masyarakat Depok dan mengurangi ketergantungan terhadap nasi,” katanya, Kamis (19/9/13).
Menurut Nur Mahmudi, kebutuhan mie di Depok sangat luas, sehingga
dirinya menjajaki kesiapan produksi mie mocaf di Gunungkidul. “Kebutuhan
mie mocaf untuk masyarakat Depok cukup banyak.”
Lebih lanjut, Nur Mahmudi mengatakan dengan ditandatangani MOU
diharapkan kebutuhan pokok tidak hanya tergantung pada beras namun juga
jagung dan ubi terutama di Kota Depok yang memiliki keterbatasan
produksi beras secara nasional.
“One day no rice saat ini sudah bisa dirasakan oleh berbagai pihak
termasuk pabrik-pabrik sudah menerapkan makan siang tanpa nasi,”
katanya.
Sementara, Bupati Gunungkidul Badingah menyambut baik MOU dengan
pemerintah Depok. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan UMKM
di Gunungkidul. “Semoga ini menjadi cikal bakal bangkitnya UMKM di
Gunungkidul,” katanya.
Siti Rahayu, selaku pemilik produksi pengolahan mocaf, mengatakan
untuk tahap awal mi mocaf yang akan dikirim ke Depok sebanyak 1 ton per
bulan. Siti Rayahu dibantu 5 tenaga kerja menghasilkan mi mocaaf.
“Biasanya kami per harinya hanya memproduksi 30 kilogram tepung mocaf
untuk dijadikan mi yang kemudian dipasarkan di pasar lokal Gunungkidul
dan swalayan,” katanya.
Suti berharap setelah ini mie mocaf dikenal luas oleh masyarakat.
“Semoga makanan yang berasal dari Gunungkidul semakin dikenal luas,”
katanya.
No comments:
Post a Comment