Thursday, September 19, 2013

"Bom Waktu, Masalah Tanah Transmigrasi"

Pendekatan transmigrasi secara sentralistik dimasa lalu memberikan dampak dimasa kini. Selain berdampak positif, juga melahirkan masalah baru. Terutama berkaitan dengan penyediaan dan status tanah.

Hal itu disampaikan Muhajir Utomo, Ketua Umum DPP Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) di Jakarta, Rabu (18/9/13). Keberhasilan yang paling penting lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang mendukung pembangunan daerah, perkembangan wilayah kabupaten, kota, kecamatan, dan desa-desa baru, dan mendukung ketahanan pangan.

“Tapi, setelah era reformasi (1999) sisi negatifnya, banyak kasus lahan yang tiba-tiba banyak bermunculan. Kalau tidak diselesaikan, akan menjadi masalah serius berkepanjangan,” papar Muhajir.

Seperti diketahui, Rabu (18/7/13) ini dilaksanakan Workshop Penerapan Clean and Clear dalam Penyelemggaraan Transmigrasi. Workshop yang disponsori Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), DPP PATRI, Kemitraan, Perkumpulan Huma, Yayasan Merah Putih, dan Forest People Program (FPP) itu membahas praktek penyediaan tanah untuk transmigrasi.

Mengingat krusialnya kasus-kasus lahan, peserta mengusulkan agar Kemenakertrans segera membentuk kelompok kerja (pokja) penyelesaian kasus transmigrasi secara lintas pelaku.

No comments:

Post a Comment