Pendekatan transmigrasi secara sentralistik dimasa lalu memberikan
dampak dimasa kini. Selain berdampak positif, juga melahirkan masalah
baru. Terutama berkaitan dengan penyediaan dan status tanah.
Hal itu disampaikan Muhajir Utomo, Ketua Umum DPP Perhimpunan Anak
Transmigran Republik Indonesia (PATRI) di Jakarta, Rabu (18/9/13).
Keberhasilan yang paling penting lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang
mendukung pembangunan daerah, perkembangan wilayah kabupaten, kota,
kecamatan, dan desa-desa baru, dan mendukung ketahanan pangan.
“Tapi, setelah era reformasi (1999) sisi negatifnya, banyak kasus
lahan yang tiba-tiba banyak bermunculan. Kalau tidak diselesaikan, akan
menjadi masalah serius berkepanjangan,” papar Muhajir.
Seperti diketahui, Rabu (18/7/13) ini dilaksanakan Workshop Penerapan
Clean and Clear dalam Penyelemggaraan Transmigrasi. Workshop yang
disponsori Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans),
DPP PATRI, Kemitraan, Perkumpulan Huma, Yayasan Merah Putih, dan Forest
People Program (FPP) itu membahas praktek penyediaan tanah untuk
transmigrasi.
Mengingat krusialnya kasus-kasus lahan, peserta mengusulkan agar
Kemenakertrans segera membentuk kelompok kerja (pokja) penyelesaian
kasus transmigrasi secara lintas pelaku.
No comments:
Post a Comment